Pertama kali terpandang wajahnya…
bagai Agorafobia terasa,
janggal impian yang terpendam mengulum,
menggegar jiwa, menggeletar lutut, menggugup suara.
Bagai berdepan Aristoktrat bernafas ke langit,
hanya kerna dari Akropolis dizaman Greek lama.
Aku ditafsir sebagai penganut Alkoholisme,
mabukkan cinta bagai Arjuna, berteriak di padang pasir.
Merintih Akrostik, mencurahkan puisi dari awal tanpa akhir…
lalu Anggerik menjelma di kekeringan, kerekahan lantai tanah,
aku tersenyum walau terpedaya…
janggal impian yang terpendam mengulum,
menggegar jiwa, menggeletar lutut, menggugup suara.
Bagai berdepan Aristoktrat bernafas ke langit,
hanya kerna dari Akropolis dizaman Greek lama.
Aku ditafsir sebagai penganut Alkoholisme,
mabukkan cinta bagai Arjuna, berteriak di padang pasir.
Merintih Akrostik, mencurahkan puisi dari awal tanpa akhir…
lalu Anggerik menjelma di kekeringan, kerekahan lantai tanah,
aku tersenyum walau terpedaya…
Sehingga khayal ku membawa ke tepi Angostura
yang nyaring bergema pabila pohonnya bergoyang tertiup angin timur.
Aroma dari Angelica turut mengharumkan rongga nafas ku yang lemah.
Aorta membawa keluar darah dari jantung ku yang berdetak,
hangat di salur nadi…
Tiba-tiba, Aquarius muncul di sudut pandangan ku,
seluruh jiwa memberontak menginginkan cintanya,
sayangnya, kasihnya, sentuhan tanpa sentuhnya,
namun giurnya lenyap lapis ke lapis,
hilang dari kanta mata ku,
apa aku punya Astigmatisme?
…aku juga tidak tahu.
Yang aku tahu,
tubuh ku kembali ke Alam maya,
khayal sendirian tanpa Aquarius,
tanpa Agorafobia, tanpa Alkohol, tanpa Astigmatik,
tanpa Angostura dan Angelica!
…keseorangan, kesepian…kerinduan
rindu pada Aquarius...
ijin sedot gimana matt.??
BalasHapusboleh kan??
BalasHapusBOLEH
BalasHapus